Just in Time Vs Just in Case, Mana Yang Lebih Efektif ?
Apa itu Just in Time ?
Just in Time atau yang sering dikenal sebagai strategi JIT merupakan salah satu strategi inventory management yang berfokus pada strategi pemenuhan permintaan pelanggan dengan pemenuhan kebutuhan client nya tepat sesuai jumlah pesanan saat itu, atau dapat dikatakan proses produksi/pembelian stok hanya dilakukan perusahaan setelah adanya order. Hal ini tentu memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan salah satunya pada efektivitas supply chain. Ketika strategi JIT diimplementasikan dengan tepat, maka perusahaan tidak perlu memikirkan pengaturan space dalam warehouse untuk menyimpan stock, selain itu perusahaan juga tidak perlu memikirkan faktor depresiasi yang dapat terjadi pada barang karena perusahaan tidak menyimpan stok yang juga meminimalisir adanya dead stock. Secara jangka panjang hal ini tentu akan menguntungkan perusahaan, karena dengan penerapan Just in Time, waste yang ada pada perusahaan akan berkurang berdasarkan penggunaan barang yang ada disesuaikan dengan permintaan secara langsung, perusahaan juga akan dapat melakukan forecasting secara kedepannya berdasarkan customer behavior yang ada sehingga proses bisnis yang ada menjadi sangat efektif. Namun, dalam kenyataannya tidak banyak perusahaan yang menerapkan strategi ini sebagai strategi inventori nya karena dirasa cukup sulit dalam penerapannya, yang mana sangat mengandalkan kecepatan pemenuhan dan ketepatan data agar kepuasan pelanggan tidak menurun.
Apa itu Just in Case ?
Di sisi lain, strategi Just in Case merupakan strategi yang lebih banyak digunakan oleh perusahaan karena pemenuhan permintaan yang ada lebih mudah dipenuhi dengan adanya stok yang tersedia di gudang, dalam artian perusahaan dapat langsung memulai proses produksi dari stok yang ada. Selain itu, penerapan strategi JIC juga sudah dikenal sejak zaman dahulu, sehingga banyak perusahaan yang sudah turun temurun melakukan hal tersebut tanpa sadar bahwa ada strategi yang lebih efektif jika diterapkan dengan tepat. Just in Case sendiri merupakan strategi inventori yang penerapannya berfokus pada penyimpanan barang stok secara berlebih, agar ketika terjadi hal-hal yang tidak terduga terjadi misalnya jumlah permintaan yang tiba-tiba bertambah secara signifikan, maka perusahaan akan memiliki stok untuk melakukan proses bisnisnya untuk memenuhi permintaan pelanggan tanpa menurunkan kepuasan pelanggan. Akan tetapi, bukan berarti strategi Just in Case tidak memiliki kelemahan. Jika kita lihat dalam penerapannya seringkali perusahaan memiliki waste yang besar dalam hal stok terbuang karena jumlah stok yang terlalu banyak tetapi permintaan yang ada tidak banyak, atau dalam hal penurunan kualitas barang (depresiasi) juga lebih sering terjadi karena barang stok terlalu lama disimpan di gudang sehingga kualitasnya menurun. Selain itu dalam hal inventory management tentu barang stok tersebut memerlukan space gudang yang lebih banyak dan potensi hilangnya barang yang juga lebih besar, maka dapat dikatakan faktor ketelitian sangat diperlukan dalam strategi ini.
Just in Time Vs Just in Case
Jika kita bandingkan keduanya, maka dapat kita lihat bahwa keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Just in Time dengan fokus kecepatan dan ketepatan data yang akan memungkinkan perusahaan untuk meminimalisir waste yang ada tetapi memiliki resiko yang lebih besar dalam hal penurunan kepuasan pelanggan ketika penerapanya tidak tepat. Dan Just in Case yang memiliki fokus ketelitian untuk mengamankan kepuasan pelanggan dengan memiliki stok yang lebih banyak sehingga seluruh permintaan yang ada dapat dipenuhi dengan baik, namun resiko kehilangan dan depresiasi barang stok yang lebih besar. Dari penjelasan tersebut, sebenarnya dapat kita lihat bahwa strategi Just in Time akan lebih efektif jika diterapkan karena pembelian stok yang ada hanya dilakukan ketika ada permintaan dari pembeli, namun untuk penerapanya akan lebih sulit karena diperlukan kerjasama dengan berbagai pihak pendukung agar supply chain bisnis menjadi efektif. Sedangkan Just in Case merupakan strategi yang dipercaya lebih aman dan mudah sejak zaman dahulu karena adanya penyimpanan stok barang membuat perusahaan tidak perlu bergantung ke banyak pihak untuk melakukan proses supply chain nya, tetapi perusahaan juga harus memiliki inventory management yang baik karena barang stok yang lebih banyak daripada Just in Case. Tetapi keputusan strategi tersebut kembali lagi ke masing-masing perusahaan karena mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya serta keefektivitasannya untuk perusahaan itu sendiri.
Bagaimana Cara Memaksimalkan Strategi “Inventory Management” Tersebut ?
Dalam hal tersebut, Ukirama sebagai software ERP (Enterprise Resource Planning) terbaik di Indonesia dapat mendukung berbagai keperluan inventory management, baik dengan strategi Just in Time maupun Just in Case. Hal ini dapat kita lihat pada software Ukirama yang memiliki fitur pencatatan item dalam gudang manapun dengan jumlah yang tak terhingga, bahkan item masuk dan keluar melalui sales & purchase hingga pencatatan pembukuan akuntansi berdasarkan item tersebut yang semuanya dilakukan secara otomatis melalui sistem dan terintegrasi untuk semua usernya, sehingga dapat diakses oleh orang yang memiliki akses untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari proses bisnis yang dilakukan perusahaan. Hal ini tentu akan meningkatkan efektivitas bisnis yang mana pada strategi Just in Time, pengelola dapat melihat customer behaviornya sehingga dapat melakukan forecasting terkait kebiasaan pesanan konsumen, belum lagi ketika kebutuhan yang ada mendesak terkait order barang, Ukirama dapat menjadikan hal tersebut menjadi invoice secara instan dengan fitur otomatisasinya. Sehingga perusahaan dapat lebih mudah untuk berubah ke strategi Just in Time dengan lebih siap menghadapi tantangan yang ada. Adapun jika perusahaan tetap memilih strategi Just in Case, Ukirama juga akan mempermudah proses bisnis yang ada dengan mempermudah pelaku bisnis untuk melihat stok yang ada tanpa harus mendata stok melalui banyak dokumen. Ukirama juga dapat membuat barcode untuk barang secara khusus yang dapat di scan dan langsung terinput dalam pendataan software Ukirama ketika berpindah tempat baik penjualan atau item masuk sehingga seluruh pihak yang membutuhkan dapat mengakses seluruh data item pada gudang yang berbeda tanpa harus memiliki 2 dokumen atau lebih karena fitur integrasinya, belum lagi adanya fitur konfirmasi antara 2 pihak yang terkait membuat adanya perpindahan barang menjadi lebih terjamin dan meminimalisir terjadinya hal yang merugikan perusahaan seperti hilangnya barang atau manipulasi stok. Sehingga dari hal tersebut, dapat kita lihat bagaimana Ukirama dapat membantu perusahaan dalam Inventory management dalam hal efektivitas dan ketepatan data.
Patrick Fabiano Setiabudi — 23/02/2023